Kamis, 19 Februari 2009

Karakter Anak

Bismillahhirrahmanirrahim
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

Menjadi seorang guru tidak pernah terbayangkan oleh saya. Terlintas pun tidak didalam pikiran. Setelah menjalani semua profesi ini seakan memberikan inspirasi bagi saya. Bahwa ini Amanah yang harus saya jalankan secara profesional.

****

Kini sudah 2 tahun saya menggeluti dunia pendidikan, sebagai staf pengajar disebuah sekolah Islam terpadu tempat saya tinggal. Awalnya saya tidak yakin untuk menjalankan profesi ini, karena tidak ada pengalaman untuk mengajar walaupun sebelumnya saya membuka les privat rumah ke rumah tapi dunia sekolah sangat berbeda sekali. Tapi dengan niat karena Allah Ta'ala, saya mencoba untuk menggeluti profesi ini. Hamdallah ternyata Allah SWT memberikan kekuatanNYA kepada saya untuk dapat menjalankan Amanah ini.

****

Dua tahun untuk sebagian orang mungkin waktu yang sebentar, tapi tidak bagi saya 2 tahun itu sangat lama sekali butuh energi yang besar untuk dapat memahami karakter anak didik. Berbagai macam karakter anak selalu hadir dalam mengisi hari-hari selama berada dilingkungan sekolah. Dengan berbagai macam karakter yang menyatu pada mereka, kadang karakter tersebut dapat membuat saya emosi disebabkan karena kenakalan mereka, kadang membuat saya tertawa saat mereka bertingkah diluar kebiasaannya, atau saya bisa bermain dengan mereka, berlari-larian untuk dapat menyelami hati dan persaan mereka atau bahkan bernyanyi bersama mereka dan terkadang mereka juga dapat mebuat saya menangis disebabkan dengan tingkah laku "nakal" mereka.

****

Yah semua itu saya lakoni dengan sabar dan penuh keikhlasan. Sabar untuk memberikan nasehat kepada mereka, sabar dalam menghadapai segala pola tingkah laku mereka dan ikhlas dalam memberikan ilmu untuk masa depannya.

****

Satu hal yang saya yakini banyak hal yang baru yang dapat diambil setiap hari pada saat saya disekolah. Saya sangat bersyukur bisa berada dilingkungan anak-anak yang bertingkah dan bermain sesuai dengan usianya. Walaupaun ada ejekan dan perkelahian sesama mereka, tapi mereka bisa saling bermaafan dan melupakan apa yang terjadi bahkan tidak ada dendam diantara mereka. Seharusnya kita selaku orang tua bisa belajar dari mereka.

****

Satu hal yang harus kita pahami, anak ini akan berada pada zamannya, bukan berada pada zaman kita atau zaman orang tuanya. Mereka akan bertahan dengan kemampuan dan potensi yang mereka miliki, bukan atas kemampuan orang tuanya.

****

Saya juga tidak ingin - bahkan kita semua - menjadi ayah ( jika kelak saya menjadi seorang ayah ) yang bersikap tidak adil bagi anak-anak saya. Biarkanlah ia menjadi dirinya sendiri tanpa harus dibayang-bayangi oleh orang tuanya, biarkanlah dia berpijak dikakinya sendiri tanpa harus menumpu kepada orang lain yang mampu bertahan dalam menghadapi keganasan zamannya.

****

Ditulis : Di kelas IV E
SD IT MUTIARA
Tanggal : 20 Feb 2009
Pukul : 08.15 Wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar