Rabu, 25 Maret 2009

Puisi

Bangkit Negriku, Harapan Itu Masih Ada
Oleh : Nuzul huda

Aku masih di sini
Kau juga masih di sini
Kita semua masih di sini
Jangan kemana-mana
Rangkul dan peluk ibu pertiwimu dengan kau punya cita.

Ingatlah, kita hanya mengisi
Tapi perjuangan masih panjang
Negri ini sedang terpuruk begitu dalam
Hingga tak tampak sinar kejayaannya
Oh…….begitu bodohkah kita?

Sang Saka berkibar begitu gagah
Ia telah menelan banyak darah untuk dikorbankan
Pertempuran 10 November, Bandung Lautan Api
Medan Area, Serangan Umum 1 Maret
Lupakah perjuangan pahlawanmu duhai generasi muda?
Mereka kini telah lama terbaring
Menanti, hanya bisa menanti
Kapan negri ini bisa bangkit kembali
Akankah pengorbanan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir harus terhenti ketika Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita telah merdeka?

Pikirkanlah, Pertiwi sudah cukup lama tertindas
Lalu apa sekarang?
Negara terkorup nomor wahid di dunia
Kebodohan merajalela
Kemaksiatan diagung-agungkan
Kemiskinan kini tengah merata
inikah bentuk prestasi yang disandang negriku?

Oh……Tuhan marah
Ia hempaskan tsunami di Aceh
Ia porak-porandakan Yogya dengan gempa
Pertiwiku lagi-lagi menangis
Tak bersyukurkah kita dengan kemerdekaan ini?
Begitu banyak yang terjadi dalam kurun waktu 63 tahun
Dan kita hanya bisa menatap?

Hanya itukah?
Tidak!
Bangkit, bangkit Indonesiaku
Kita masih punya harapan
Siapa bilang kita ini bangsa bodoh?
Siapa bilang kita ini bangsa miskin?
Lihatlah, kita ini kaya
Kaya akan sumberdaya
Kaya akan ahklak
Walau hanya segelintir orang yang tengah berusaha sungguh
Kita masih punya harapan

Berdiri dan melangkahlah untuk berjuang
Pertiwimu meyediakan banyak wadah
Tempat kau melahirkan karya
Di sini kita berkumpul dengan semangat membara demi negri tercinta

Merasakan kegelisahannya
Renungan malamku panjang
Dia berkata, “Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaan mu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan”.
Oh……syair Khairil Anwar menusuk aku punya jiwa
Lalu bagaimana dengan mu duhai sahabat?


Ditulis sekaligus dibawakan saat milad PKS yang ke-10